KLUNGKUNG, - Berlokasi di Pendopo Puri Agung Klungkung, kelurahan Semarapura Tengah, Klungkung telah dilaksanakan kegiatan seremonial perayaan dan selamatan penganugrahan Gelar Pahlawan Nasional Ida Dewa Agung Jambe, Raja Klungkung Xl, Senin (27/11/23).
Kegiatan ini diselenggarakan oleh keluarga Puri Agung Klungkung dan Dinas Sosial Kabupaten Klungkung yang dihadiri oleh Ida Dalem Semaraputra (ahli waris Kerajaan Klungkung), Asisten Pemerintahan Denkesra Setda Prov Bali, Plt Bupati Klungkung, perwakilan Pemkab seProvinsi Bali, Ketua DPRD Prov Bali yg diwakilkan serta perwakikan dari Ketua DPRD Bali, Staf Ahli Pangdam Bidang Sosbudhankam, Kasi Ops Korem 163/WSA serta ratusan undangan termasuk didalamnya Kasdim 1610/Klungkung.
Dalam sambutannya, Ida Dalem Smaraputra sebagai ahli waris Kerajaan Klungkung menyampaikan rasa syukur kepada Ida Sanghyang Widhi Wasa atas terselenggaranya kegiatan ini.
Ida Dalem Smaraputra juga mengucapkan terima kasih kepada seluruh tamu undangan yang telah hadir dalam acara ini.
Kegiatan ini digelar sebagai ungkapan rasa syukur atas gelar Pahlawan Nasional yang dianugrahkan kepada salah satu tokoh Raja Klungkung yaitu Ida Dewa Agung Jambe yang diserahkan langsung oleh Presiden RI pada peringatan Hari Pahlawan 10 November 2023.
Sementara itu, saat dikonfirmasi Ws kasdim 1610/Klungkung Kapten Cba I Ketut Sudiarta mengatakan, Ida Dewa Agung Jambe adalah seorang raja dan pendiri Kerajaan Klungkung pada tahun 1686, dimana beliau merupakan penerus Dinasti Gelgel.
“Anugerah Pahlawan Nasional ini merupakan wujud penghormatan bangsa atas perjuangan serta keheroikan dari Ida Dewa Agung Jambe Klungkung yang tentu saja menjadi kebanggan bagi kita, khususnya masyarakat Bumi Gema Santi, ” ucapnya.
Dalam kegiatan ini juga diwarnai dengan penyerahan piaagam penghargaan dari Asisten Pemerintahan dan Kesra Setda Prov Bali kepada Ida Dalem Smarapura yang dirangkai dengan penyampain ulasan sejarah perjuangan bangsa Indonesia secara umum dan perjuangan dari Ida Dewa Agung Jambe secara khusus oleh Prof Anak Agung Bagus Wirawan yang merupakan guru besar sejarah di Universitas Udayana Bali. (*)